PEMBELAJARAN GEOGRAFI YANG EFEKTIF
1. PENGERTIAN PEMBELAJARAN EFEKTIF
PAKEM adalah
singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam
membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran
ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan
dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka
pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain.
Kreatif
juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana
belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya
secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”)
tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti
meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika
proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran
memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran
hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut
tak ubahnya seperti bermain biasa.
Secara garis besar, PAKEM dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
· Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang
mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbu
· Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai
cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok
bagi siswa.
· Guru
mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik
dan menyediakan ‘pojok baca’
· Guru
menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara
belajar kelompok
· Guru
mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah,
untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
b.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM
Ø Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa
ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya,
anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia selama mereka
normal terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal
dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan
pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur
bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran
yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan
pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan
percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
Ø Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi
dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus
tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu
mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan
belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk
membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan
anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut
belajar secara optimal.
Ø Memanfaatkan perilaku anak dalam
pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak
kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain.
Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorga-nisasian belajar. Dalam
melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau
dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan
baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk
berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga
menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
Ø Mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan
masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis
untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan
masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa
ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh
karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan
sesering-seringnya memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik
daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya
tertutup (jawaban betul hanya satu).
Ø Mengembangkan ruang kelas sebagai
lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal
yang sangat disaran-kan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya
dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan
yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil
kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar,
peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas
yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat
membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu
masalah.
Ø Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya)
me-rupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat
ber-peran sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber
belajar). Peng-gunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak
merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan ling-kungan tidak
selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas
untuk menghemat biaya dan waktu. Pe-manfaatan lingkungan dapat mengembang-kan
sejumlah keterampilan seperti meng-amati (dengan seluruh indera), mencatat,
merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan
membuat gambar/diagram.
Ø Memberikan umpan balik yang baik untuk
meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila
terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa
merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik
hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara
memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa
lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus
konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan.
Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan
diri siswa daripada hanya sekedar angka.
Ø Membedakan antara aktif fisik dan aktif
mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila
menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika
bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling ber-hadapan.
Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih
diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang
lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat
berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena
itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang
datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat
bertentangan dengan ‘PAKEM.’
c. Metode
Pembelajaran Efektif
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan
yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia
merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan
generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya
akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital,
maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan
harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak
membosankan. Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang
mungkin bisa kita persiapkan.
1.
Metode debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang
sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih
dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa
kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya,
siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi
kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan
masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan
kepada guru. Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang
penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa
efektif siswa terlibat dalam prosedur debat. Pada dasarnya, agar semua model
berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus
melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung
ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen)
untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha
berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas
kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat
ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin
bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat
kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator
dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
1. Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan
pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh
hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu
orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role
Playing: Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan
untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara
utuh.
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat
digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui
pengamatan pada waktu melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan
bagi anak.
3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan
metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi
berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah
kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi
pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah. Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan
kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan
metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk
melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep
tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan
dengan metode pembelajaran yang lain.
1. Kesiapan Guru
Geografi
1) Tinjauan Mata Pelajaran
Geografi
Pelajaran geografi difokuskan pada pemberian pengalaman
langsung dengan memanfaatkan dan menerapkan konsep, prinsip dan sains. Dalam
kontek ini siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah ketrampilan untuk
memahami perilaku atau gejala alam. Ilmu geografi mempunyai kedudukan yang
sangat penting diantara ilmu-ilmu lain karena ilmu geografi sedikit banyak
memberikan kontribusi yang penting dan berarti terhadap perkembangan ilmu-ilmu
terapan seperti pertanian, perikanan, dan teknologi.
a. Pengertian Mata Pelajaran
Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala alam
dan kehidupan di muka bumi serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya
dalam kaitannya dengan hubungan atau susunan keruangan dan kewilayahan. Gejala
alam dan kehidupan itu sudah tentu bisa dipandang sebagai hasil dari proses
alam yang terjadi di bumi, bisa juga dipandang sebagai kegiatan yang dapat
memberi dampak kepada makhluk hidup yang tinggal di atas permukaan bumi
(Depdiknas 2001:7).
Mata pelajaran geografi di SMA mencakup pemahaman
dasar-dasar pengertian geografi dan sistem informasi geografi, kajian
sistematik tentang gejala-gejala alam dan kehidupan, kajian regional (wilayah)
mengenai beberapa kawasan penting dunia yang ada di benua Asia, Afrika, Eropa,
dan Amerika, kajian khusus yang sejalan dengan kecenderungan perkembangan
ekonomi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu mengenai industri dan
persebarannya serta pola keruangan desa dan kota ( Depdikbud 1993).
b. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Geografi
1. Fungsi
Pembelajaran Geografi di SMA
a. Mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan dan
prosesyang berkaitan.
b. Mengembangkan ketrampilan dasar dalam memperoleh data
daninformasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi.
c. Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian terhadap
lingkunganhidup dan sumber daya serta toleransi terhadap keragaman sosial
budayamasyarakat (Depdiknas 2001:7).
2. Tujuan
Pembelajaran Geografi
a. Pengetahuan
1) Mengembangkan konsep dasar geografi yang berkaitan dengan
pola keruangan dan proses-prosesnya.
2) Mengembangkan pengetahuan sumber daya alam, peluang
danketerbatasannya untuk dimanfaatkan.
3) Mengembangkan konsep dasar geografi yang berhubungan
denganlingkungan sekitar, dan wilayah negara di dunia (Depdiknas 2001:8).
b. Ketrampilan
1) Mengembangkan ketrampilan mengamati lingkungan fisik,
lingkungansosial dan lingkungan hidup.
2) Mengembangkan ketrampilan mengumpulkan, mencatat data
daninformasi yang berkaitan dengan aspek keruangan.
3) Mengembangkan ketrampilan analisis sintesis kecenderungan
dan hasil-hasil dari interaksi berbagai gejala geografi.
c. Sikap
1) Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan geografi yang
terjadi dilingkungan sekitar.
2) Mengembangkan sikap melindungi dan tanggung jawab
terhadapkualitas lingkungan hidup.
3) Mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam
pemanfaatansumber daya.
4) Mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan sosial
budaya.
5) Mewujudkan rasa cinta tanah air dan bangsa (Depdiknas
2001:8).
c. Standar Kompetensi Geografi di SMA
Menurut Suhadi (2002:3) standar kompetensi mata pelajaran
geografi diSMA mencakup kemampuan berikut:
a. Mendiskripsikan batasan-batasan geografi dan ruang
lingkupnya
b. Mendiskripsikan perlapisan bumi dan gejalanya
c. Mendiskripsikan perairan terhadap kehidupan di bumi
d. Mendiskripsikan gejala atmosfer terhadap permukaan bumi
e. Mendiskripsikan sebaran tumbuhan dan hewan
f. Menganalisis peta untuk memahami fenomena geografi
g. Mengidentifikasi sebaran penduduk
h. Menjelaskan perilaku penduduk berkaitan dengan kondisi
geografis
i. Mengenali manfaat penginderaan jauh
j. Mengidentifikasi pola mata pencaharian
k. Mengidentifikasi karakteristik negara maju dan negara
berkembang
l. Mengenal sistem Informasi Geografis.
2) Peran Guru Geografi dalam
Belajar Mengajar
Jabatan guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat maupun
di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Guru merupakan suatu profesi yang
artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai
guru. Jenis pekerjaan ini mestinya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang
di luar bidang kependidikan, walaupun pada kenyataannya masih banyak dilakukan
oleh orang di luar kependidikan.
Aktifitas guru dalam mengajar dan aktifitas siswa dalam
belajar sangat bergantung pada pemahaman guru terhadap mengajar. Mengajar bukan
hanya sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan mengandung makna
yang lebih luas, yakni terjadinya interaksi manusiawi dengan berbagai aspek
yang cukup komplek.
Kualitas pembelajaran akan bervariasi sesuai dengan: variasi
gurunya, waktu seorang guru beraksi, kelompok siswa yang menjadi subyek didik,
kurikulum yang disajikan. Seorang guru dalam proses pembelajaran harus
merancang kegiatannya dengan baik dan rinci, mulai dari merumuskan tujuan,
memilih pendekatan atau strategi, memilih metode dan sarana pencapaian serta
alat untuk evaluasi pekerjaannya. Pendekatan apapun yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar KBM) terutama adalah pelajaran geografi, sudah
seharusnya siswa diposisikan sebagai pusat perhatian utama. Pola Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) di kelas tidak hanya ditentukan oleh didatik-metodik apa
yang digunakan, melainkan juga bagaimana peran guru geografi memperkaya
pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian
penjelajahan lingkungan secara aktif.
Pembelajaran geografi dengan memperhatikan aspek keruangan,
kelingkungan dan komplek wilayah perlu dimantapkan. Berbagai pendekatan yang
telah diikuti dalam bidang pengajaran geografi, menumbuhkan kesan bahwa bidang
ini terdiri atas materi hafalan belaka. Bersamaan dengan kemajuan teknologi
informasi, pendekatan mutakhir yang gencar dikembangkan adalah menyajikan
informasi geografis dalam berbagai alat peraga, seperti gambar, denah, peta,
dan diagaram. Dengan ini siswa diharapkan dapat memulai dengan mendiskripsi
ulang, menggambar ulang informasi geografis dengan bantuan berbagai perangkat
sehingga mereka mampu menuangkan gagasan yang berkaitan dengan informasi
keruangan dalam bentuk peraga. Keunggulan dari pendekatan ini adalah
menumbuhkan kesadaran siswa tentang lokasi, keanekaragaman, dan daya dukung
(Depdiknas 2001:9).
Dalam geografi pendekatan pembelajarannya mengutamakan
pembelajaran kontekstual, untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan,
sikap, dan ketrampilan sosial. Pendekatan belajar kontekstual dapat diwujudkan
antara lain dengan:
a. Pembelajaran Kontekstual/Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pembelajaran dan pengajaran kontekstual adalah konsep
pembelajaran yang intinya membantu guru untuk mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan kehidupan nyata siswa dan mendorong siswa mengaitkan
pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
(Sunarko 2003). Pembelajaran kontekstual mengakui bahwa belajar merupakan suatu
yang sangat komplek dan multidimensional melampaui berbagai metodologi yang
hanya berorientasi kepada latihan dan rangsangan atau tanggapan. Pembelajaran
kontekstual merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa-siswa menguatkan,
memperluas, dan menerapkan pengetahuan serta ketrampilan mereka dalam berbagai
macam tatanan di sekolah dan di luar sekolah agar dapat memecahkan
masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan belajar kontekstual
memiliki tujuh komponen utama yaitu:
1.
Kontruktivisme (Constructivism)
Kontruktivisme (Constructivism) merupakan landasan
berfikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun
oleh manusia sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas (sempit). Landasan berfikir kontruktivisme agak berbeda dengan
pandangan kaum obyektivitas, yang lebih menekankan pada hasil pembelajaran.
Dalam pandangan kontruktivisme strategi memperoleh lebih diutamakan
dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk
itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan:
a. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa
b. Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya
sendiri
c. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri
dalambelajar
2. Menemukan (Inquiri)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
kontekstual. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan
bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan
sendiri. Adapun langkah-langkah kegiatan menemukan (Inquiri) sebagai
berikut:
a. Merumuskan masalah (dalam mata pelajaran apapun)
b. Mengamati atau melakukan observasi
c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar,
laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya
d. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada
pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain
3. Bertanya (Questioning)
Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis
kontekstual, bertanya dipandang sebagai kegitan guru untuk mendorong,
membimbing, dan menilai kemapuan berfikir siswa.
Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya
berguna
untuk:
a. Menggali informasi baik administrasi maupun akademis
b. Mengecek pemahaman siswa
c. Membangkitkan respon kepada siswa
d. Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa
e. Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa
f. Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki
guru
g. Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari
siswa
h. Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa
Aktivitas belajar bertanya dapat diterapkan antara siswa
dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa
dengan orang lain yang didatangkan di kelas dan sebagainya. Aktivitas bertanya
juga ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja kelompok, ketika menemukan
kesulitan, ketika mengamati dan lain sebagainya. Semua kegiatan itu dapat
menumbuhkan pertanyaan.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep Masyarakat Belajar (Learning Community) mengarahkan
agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Dalam
kelas pembelajaran kontekstual, guru disarankan selalu melaksanakan
pembelajaran dalam kelompok yang anggotanya heterogen, yang pandai mengajari
yang lemah, yang tahu mengajari yang tidak tahu dan seterusnya. Kelompok siswa
bisa sangat bervariasi bentuknya, baik keanggotaan, jumlah, bahkan bisa
melibatkan siswa di kelas atasnya, atau guru melakukan kolaborasi dengan
mendatangkan seorang ahli ke dalam kelas.
Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses
komunikasi dua arah. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar
memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga
meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Metode pembelajaran
dengan teknik masyarakat belajar ini sangat membantu proses pembelajaran di
kelas. Praktiknya dalam pembelajaran terwujud dalam:
a. Pembentukan kelompok kecil
b. Pembentukan kelompok besar
c. Mendatangkan ahli di kelas (dokter, olahragawan dan lain
sebagainya)
d. Bekerja kelompok dengan kelas sederajad
e. Bekerja kelompok dengan kelas diatasnya
f. Bekerja dengan masyarakat
5. Pemodelan (Modeling)
Pemodelan adalah kegiatan pemberian model dengan tujuan
untuk membahasakan gagasan yang kita pikirkan, mendemonstrasikan bagaimana kita
menginginkan para siswa untuk belajar atau melakukan sesuatu yang kita
inginkan.
6. Refleksi ( Reflection)
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru
dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di
masa yang lalu. Siswa mengedepankan apa yang baru dipelajari sebagai struktur
pengetahuan yang baru, dimana merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan
sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktifitas, atau pengetahuan
yang baru diterima. Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar
siswa melakukan refleksi.
Refleksi berupa:
a. Pertayaan langsung tentang apa-apa yang diperoleh hari
itu
b. Catatan di buku siswa
c. Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu
d. Diskusi
e. Hasil karya
7. Penilaian yang sebenarnya (Authencic Assessment)
Penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan
berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.
Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa
memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Kemajuan
belajar dinilai dari proses, bukan melalui hasil, dan dengan berbagai cara. Tes
hanya salah satunya, itulah hakekat penilaian yang sebenarnya. Penilaian
autentic menilai pengetahuan dan ketrampilan (performan) yang diperoleh
siswa.
Penilaian tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman lain atau
orang lain. Adapun karakteristik penilaian yang sebenarnya yaitu:
a. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung
b. Bisa digunakan untuk informatif maupun sumatif
c. Yang diukur ketrampilan dan performan, bukan menginginkan
fakta
d. Berkesinambungan
e. Terintegrasi
f. Dapat digunakan sebagai umpan balik (feed back)
2. PEMBAGIAN MATERI KE BANYAK
MINGGU EFEKTIF
PERHITUNGAN MINGGU JAM EFEKTIF
MATA
PELAJARAN
: IPS
NAMA
SEKOLAH
: SMP Negeri 1 Kuala Pembuang
KELAS / SEMESTER
: VIII / I
TAHUN PELAJARAN
: 2012/2013
II. JUMLAH MINGGU DALAM SEMESTER
NO
|
BULAN
|
BANYAK
MINGGU
|
JUMLAH
MINGGU EFEKTIF
|
1
2
3
4
5
6
7
|
JULI 2013
AGUSTUS 2013
SEPTEMBER 2013
OKTOBER 2013
NOPEMBER 2013
DESEMBER 2013
JANUARI 2013
|
2
4
4
5
4
4
3
|
2
4
0
3
4
3
0
|
26
|
16
|
III. JUMLAH MINGGU TIDAK EFEKTIF
NO
|
KEGIATAN
|
BANYAK
MINGGU
|
1
2
3
4
|
LIBUR PUASA
UJIAN TENGAH SEMESTER
LIBUR KHUSUS
ULANGAN SEMESTER
|
5
1
2
2
|
10
|
PERHITUNGAN MINGGU JAM EFEKTIF
MATA
PELAJARAN
: IPS
NAMA
SEKOLAH
: SMP Negeri 1 Kuala Pembuang
KELAS / SEMESTER
: VIII / II
TAHUN PELAJARAN
: 2012/2013
II. JUMLAH MINGGU DALAM SEMESTER
NO
|
BULAN
|
BANYAK
MINGGU
|
JUMLAH
MINGGU EFEKTIF
|
1
2
3
4
5
6
|
JANUARI 2009
PEBRUARI 2009
MARET 2009
APRIL 2009
MEI 2009
JUNI 2009
|
2
4
4
5
4
4
|
2
4
3
4
3
1
|
23
|
17
|
III. JUMLAH MINGGU TIDAK EFEKTIF
NO
|
KEGIATAN
|
BANYAK
MINGGU
|
1
2
3
4
5
|
UJIAN TENGAH SEMESTER
UJIAN NASIONAL
UJIAN SEKOLAH
ULANGAN SEMESTER 2
LIBUR SEMESTER 2
|
1
1
1
2
1
|
6
|
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP
SMP
: Negeri 1 Kuala
Pembuang
Mata
Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan
Sosial
Kelas/ Semester
: V
standar Kompetensi : 1.
Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan kondisi fisik wilayah dan penduduk
Indonesia
Kompetensi Dasar
:
1.1
Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk
Indikator
: 1. Menunjukan letak
geografis (posisi geografis,letak
astronomis geografis Indonesia)
2. Menganalisis hubungan
posisi geografis dengan perubahan musin di Indonesi
3. Mengidentifikasi penyebab
terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan berlangsunganya musim hujan dan
musim kemarau di wilayah Indonesia
4. Menyajikan informasi
persebaran flora dan fauna tipe Asia,Australia serta kaitanyadengan pembagian
wilayah Wallace dan Weber.
5. Mendeskripsikan persebaran
jenis tanah dan manfaatnya di Indonesia.
Alokasi
Waktu
: 6 jam pelajaran( 2 x pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan
pembelajaran , siswa dapat :
1. Mengidentifikasi posisi
geografis Indonesia
2. Mengidentifikasi letak geografis
Indonesia
3. Menganalisis hubungan posisi
geografis dengan perubahan musim di Indonesia
4. Mengidentifikasi penyebab terjadinya
perubahan musim di Indonesia
5. menentukan bulan berlangsungnya musim
hujan dan musim kemarau di wilayah Indonesia
6. Menenujukan wilayah persebaran fauna
di Indensia
7. Mengientifikasi flodan dan fauna
tipe Asia dan Australia
8. Mengidentifikasi pembagian garis
Wallace dan garis Weber
9. Menunjukan faktor yang mempengaruhi
kehidupan dan persebaran jenis flora di Indonesia
10. Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
di Indonesia
11. Mengidentifikasi pemanfaatan tanah
di Indonesia
B. Materi Pelajaran
1. Posisi dan Letak geografis Indonesia
2. Posisi dan geografis dan perubahan
musim di Indonesia
3. Arah angin muson di Indonesia
4. Musim di Indonesia
5. flora dan fauna di Indonesia
6. Tanah di Indonesia
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Diskusi
3. Koperatif learning
4. Penugasan
5. Praktek
6. Observasi
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan 1
Materi : - Letak Geografis Indonesia
- Kaitan letak Geografis dengan iklim dan Waktu di Indonesia
- Musim di
Indonesia
a.
Pendahuluan
· Apersepsi :
- Mengucapkan salam, Mengabsen
·
Motivasi : Siswa diminta untuk mengemukakan pendapat
dengan teman-
temannya
tentang letak geografis Indonesia
b. Kegiatan Inti :
· Siswa
di bagi dalam 4 kelompok
1. Setiap kelompok diberikan
tugas untuk mengamati peta dan globe
2. Kelompok 1 : posisi
geografis Indonesia
Kelompok 2 : Letak geografis Indonesia
Kelompok 3 : Perubahan msim kemarau di Indonesia
Kelompok 4 : perubahan musim hujan di Indonesia
3. Setiap kelompok membuat
laporan hasil pengamatan
4. Setiap kelompok
mempresentasikan di depan kelas hasil pengamatannya.
5. Tanya jawab tentang posisi
dan letak serta perubahan musim Indonesia
6. Guru Menyampaikan informasi tentang :
Ø Perbedaan suhu menyebabkan perbedaan tekanan
udara
Ø Angin bergerak karena adanya
perbedaan tekanan udara
Ø Pergeseran semu kedudukan matahari menyebabkan
tekanan udara maksimum dan minimum
7. Siswa membaca buku tentang arah angin muson dan
musim di Indonesia serta membuat
kesimpulannya
c. Penutup
Refleksi : Siswa mengungkapkan pesan terhadap
pentingnya mempelajari posisi letak , dan perubahan musim di
Indonesia
2. Pertemuan ke 2
Materi : -
Persebaran flora dan fauna Indonesia dan kaitanya dengan pembagian
wilayah Wallacea dan Weber
- Persebaran jenis tanah di
Indonesia dan pemanfaatanya
a. Pendahuluan
· Apersepsi :
Menanyakan pelajaran yang minggu lalu
·
Motivasi : Siswa di ajak melihat gambar flora dan fauna
melalui buku-buku ensiklopedi dan atlas
b. Kegiatan Inti :
· Tanya jawab
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan dan persebaran jenis fauna
dan flora
· Tanya jawab
tentang posisi garis wallace dan weber
· Tanya jawab
tentang flora di setiap pulau di Indonesia
· Mengamati
jenis tanah dan pemanfaat nya di indonesia
c. Penutup
· Penilaian
· Guru
Menyimpulkan
E. Sumber dan Media Pembelajaranan
1. Peta
2. atlas
3. Globe
4. Buku geografi yang
relevan
F. Penilaian
1. Teknik Penilaian
1. Tes tertulis
2. Penugasan
2. Bentuk instrumen
1. Tes Pilihan ganda
2. Tes uraian
3. Soal /instrumen
1.
Tes
tertulis : Pilihan ganda
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari beberapa uraian
di atas,maka dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut :
Ø PAKEM adalah singkatan dari
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
Ø Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan PAKEM yaitu Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan
kegiatan belajar, Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental, Mengembangkan ruang kelas sebagai
lingkungan belajar yang menarik, Mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah, Memanfaatkan perilaku anak dalam
pengorganisasian belajar, Mengenal
anak secara perorangan, Memahami sifat yang dimiliki anak.
Ø Metode Pembelajaran Efektif antara lain Metode
Debat, Metode Role Playing, Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving).
Ø Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala
alam dan kehidupan di muka bumi serta interaksi antara manusia dengan
lingkungannya dalam kaitannya dengan hubungan atau susunan keruangan dan
kewilayahan. Gejala alam dan kehidupan itu sudah tentu bisa dipandang sebagai
hasil dari proses alam yang terjadi di bumi, bisa juga dipandang sebagai
kegiatan yang dapat memberi dampak kepada makhluk hidup yang tinggal di atas
permukaan bumi (Depdiknas 2001:7).
Ø Mata pelajaran geografi di SMA mencakup pemahaman
dasar-dasar pengertian geografi dan sistem informasi geografi, kajian
sistematik tentang gejala-gejala alam dan kehidupan, kajian regional (wilayah)
mengenai beberapa kawasan penting dunia yang ada di benua Asia, Afrika, Eropa,
dan Amerika, kajian khusus yang sejalan dengan kecenderungan perkembangan
ekonomi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu mengenai industri dan
persebarannya serta pola keruangan desa dan kota ( Depdikbud 1993).
Ø Pembelajaran geografi dengan memperhatikan aspek
keruangan, kelingkungan dan komplek wilayah perlu dimantapkan
Ø Dalam geografi pendekatan pembelajarannya
mengutamakan pembelajaran kontekstual, untuk mengembangkan dan meningkatkan
kecerdasan, sikap, dan ketrampilan sosial.
b. Saran
Ø
Pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan merupakan model pembelajaran yang
inovatif untuk peningkatan partisipasi siswa dalam mengikuti berbagai mata
pelajaran.
Ø
Untuk dapat
memberikan bantuan belajar terhadap siswa, maka guru harus dapat memahami
dengan benar ciri-ciri para siswanya, baik dalam menyiapkan dan menyajikan
pelajaran maupun dalam memberikan tugas-tugas dan bimbingan belajar terhadap
siswa.
Ø
Kita sadari bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk
menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan, diperlukan berbagai kompetensi. Diantaranya adalah kompetensi
membelajarkan atau kompetensi mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, I. (2000). Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa.
Bandung :
Andira.
Alipandie, I. (1984). Didaktik Metodik Pendidikan Umum,
Surabaya : Usaha
Nasional
Syaodih, E. (2008). Belajar Pembelajaran Efrektif. Bandung
: Pustaka
Comments