Skip to main content

Quantum Asset Sebagai Metode Bertindak


<data: post.body/>
Ketika untuk pertama kali orang muda belajar dan memasauki area bisnis atau bekerja sebagai seorang profesional, maka ia akan lebih sering mendengar kata ‘Sukses’. Kata itu sungguh menawan dan memicu adrenalin jikalau kita membayangkan seperti apa saat mencapai sukses. Hasratpun menjadi lebih besar disaat gambaran sukses semakin jelas. Biasanya terdapat banyak hal materiil yang menyertai untuk mencirikan kesuksesan. Dengan gambaran seperti ini membuat orang termotivasi untuk mencapainya melalui berbagai usaha, termasuk dalam bisnisnya.

Ambiguisitas Kesuksesan
Ada seorang profesional muda datang ke psikolog. Ia berkonsultasi tentang apa yang sedang ia rasakan. Pemuda tersebut sangat muda dibanding dengan usia rata-rata orang yang pernah menduduki jabatan yang sama atau setingkat. Ia berusia 29 tahun, itu tergolong usia sangat muda untuk menduduki sebuah jabatan  manager perbekalan sebuah perusahaan ekspedisi. Ia baru bekerja selama 6 tahun sejak masuk di perusahaan tersebut. Kariernya demikian cepat melesat karena memang ia sangat kompeten di bidangnya. Lalu hal apa yang membawanya untuk berkonsultasi dengan psikolog? Ternyata pemuda tersebut sedang menghadapi kegalauan tentang siapakah yang menjadi teladan sukses dalam hidupnya. Selama 6 tahunterakhir, sejak masuk kerja di sebuah perusahaan ia sangat bekerja keras. Pergi ke kantor pada pagi hari di Jakarta sebelum pukul 6 pagi. Dan pulang ke rumah lewat pukul 8 malam, seminggu 5 hari bekerja, jikalau tidak ada keadaan harus lembur. Pemuda itu menimati gaji jauh diatas rata-rata yang didapat dari pemuda lain seusianya.
Dalam kegalauan mencari sosok teladan sukses, sebenarnya ia sudah memilih Boss-nya sendiri di perusahaan tempat ia bekerja sebagai sosok model sukses. Pemuda tersebut ingin sukses sebagaimana boss-nya.
Pada awal wawancara, maka konselor meminta kepada profesional muda tersebut untuk mengidentifikasikan boss-nya yang ia pandang sebagai orang yang sukses. Konselor meminta pemuda tersebut untuk mengidentifikasikan arti sukses. Harus menjadi apa dia, apa yang harus dilakukannya atau apa yang harus dimilikinya supaya ia dikatakan sebagai orang sukses.
Pemuda tersebut memerlukan waktu setengah jam untuk membua identifikasi kesuksesan. Lalu ia mengatakan bahwa orang dikatakan sukses kalu ia itu berbahagia, sehat, cukup makmur, punya cukup teman, memiliki rasa aman, memiliki kedamaian dalam pikiran, mempunyai keluarga yang baik, dan senantiasa memiliki harapan.
Kemudian konselor bertanya,”Jika Anda memiliki kedelapan hal ukuran kesuksesan tersebut, apakh Anda memandang diri Anda adalah orang sukses?”. Emuda tersebut menjawab ya! Mari kita melihat bersama apakah boss Anda memiliki ciri-ciri sukses dengan 8 ukuran yang Anda berikan.
Pertanyaan pertama,”Sebagaia apa Boss Anda?”. Pemuda tersebut berfikir sejenak dan menjawab,”Kayaknya sih boss saya tidak terlalu bahagia”. “Baiklah, saya akan memberi tanda gagal [X] pada pertanyaan kebahagiaan. Tetapi mengapa boss Anda tidak bahagia?”,kata konselor. Si pemuda menjawab,”Ya. Saya jarang melihat dia tertawa. Dan bahkan hampir boss saya tidak pernah tersenyum.” Itu semua gara-gara boss-nya mengidap penyakit asam lambung yang ia rasakan kambuh pada saat pekerjaan menumpuk. Nah, pada bagian ini konselor memberi tanda gagal [X] pada persoalan kesehatan.
Kemudian konselor bertanya untuk ukuran kemakmuran,”Semakmur apakah boss Anda?” Sambil tersenyum pemuda itu menjawab,”Oh itu, dia itu sangat makmur. Dia menghasilkan uang terus, omsetnya setiap bulan naik, bertambah.” Konselor berkata,”Oke. Kita beri tanda plus [+] untuk persoalan kemakmuran”. Kemudian pertanyaan berikutnya adalah,”Seaman apa boss Anda?” Langsung, si pemuda menjawab bahwa tentu saja dia aman dengan kekuatan keuangan yang dia miliki. Namun spontan pemuda tersebut menjadi ragu apakah benar dengan kekakayaan maka orang merasa aman. Lalu konselor memberi penilaian tanda tanya [?] pada ukuran rasa aman.
Berikutnya, konselor bertanya,”Berapa banyak teman yang dimiliki boss Anda?” Pemuda tersebut langsung tidak menjawab. Sejenak ia memikirkan sesuatu lalu berkata,”Nah, saya tidak benar-benar berfikir bahwa dia punya cukup teman. Sejujurnya saja, saya sebenarnya bukan temannya. Saya hanya kebetulan bekerja untuk orang itu dan mengagumi apa yang dia lakukan dengan perusahaannya”.
Konselor berkata,”Baiklah, kita beri tanda [X]/gagal pada ukuran seberapa banyak teman. Lalu bagaimana tentang keluarganya?” Pemuda itu seakan tersadar akan suatu hal yang hampir dia sendiri tidak percaya, bahwa memang istri bossnya sedang dalam proses menggugat cerai. Lagi-lagi konselor memberi penilaian negatif [X] pada ukuran hubungan dalam keluarga. Sete;ah sampai pada pertanyan tentang harapan, si pemuda mengatakan bahwa bossnya punya harapan, tetapi dia sendiri secara pribadi merasa bahwa harapan itu kosong. Berdasarkan cerita pemuda tadi maka konselor memberikan tanda [?] pada sisi harapan.
Sekarang mari kita kembali pada hal-hal yang diidentifikasikan oleh si pmeuda sebagai ciri khas kehidupan seseorang yang sukses. Si pemuda bahagia sedangkan bossnya tidak. Si pemuda sehat sedangkan bossnya tidak. Mereka cukup makmur, begitu pun bossnya. Si pemuda memiliki rasa aman sedangkan bossnya tanda tanya. Pemuda mempunyai teman, sedangkan bossnya tidak. Pemuda mempunyai kedamaian dalam pikiran sedangkan bossnya tidak. Si pemuda mempunyai hubungan keluarga yang bai, sedangkan bossnya tidak. Dari kedelapan ukuran sukses, maka boss pemuda tadi mendapat nilai plus [+] pada satu ukuran, tanda tanya [?] pada dua ukuran, dan nilai gagal [X] pada lima ukuran lainnya. [Pada bagian akhir wawancara, konselor bertanya pada si pemuda,”Setelah memahami apa yang Anda ketahui dan menggunakan parameter untuk menilai boss Anda, maukah Anda bertukar tempat dengan dia?” Dengan hati-hati si pemuda berpikir sejenak walaupun akhirnya mengatakan,”Oh, maaf tentu saja saya tidak mau bertukar tempat dengan boss saya”.


Metode Quantum Asset
Quantum Asset (QA) sebagaimana saya tulis dalam buku Quantum Asset terbitan Kanisius adalah sebuah metode baru tentang bagaimana kita melihat dan mendayagunakan keseluruhan asset yang kita punyai, sedemikian sehingga kita dapat bersyukur dalam kondisi apapun.
Dalam cara pandang QA, maka saya memilahkan asset-asset kita ke dalam tiga bagian utama asset, yaitu Asset Diri, Asset Jejaring, dan Asset Ekonomi, yang selanjutnya disebut sebagai Trilogi Asset.
1.      Asset Diri
Asset Diri adalah asset yang telah melekat secara potensial dalam diri manusia yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih. Asset Diri kita memiliki 5 komponen utama, yakni Jati Diri, Potensi Diri, Visi dan Misi Diri, dan Kesehatan Diri. Kelima sub Asset Diri tersebut telah kita miliki sejak kita disebut dan berhakikat sebagai manusia yang hingga sekarang terus kita tumbuh kembangkan.
2.      Asset jejaring
Asset Jejaring adalah kekayaan yang berupa sahabat, atau orng-orang lain dalam daftar nama kita yang dapat kita akses setiap saat. Aset Jejaring itu ada sejak kita dapat berkomunikasi dengan orang lain dan terus bertumbuh sepanjang hidup kita dan sejauh kita mau menjadikan orang yang kita kenal menjadi sahabat.
3.      Asset Ekonomi
Barangkali Asset Ekonomi menjadi asset yang paling mudah kita kenali. Kita telah lama merasakan dan memanfaatkan asset ekonomi yang kita punyai. Asset Ekonomi adalah kekayaan kita yang berupa segala hal yang materiil. Ada sejumlah uang yang kita miliki baik di saku maupun di bak. Ada beberapa petak lahan pertanian yang pernah kita beli, rumah kita, mobil Anda, komputer, atau  notebook  Anda. Pendek kata Asset Ekonomi adalah semua asset kita yang dapat kita hitung, kita raba, dan kita pegang sebagai obyek materiil.
Quantum Asset dengan kata lain adalah mengembangkan trilogi Asset yang kita miliki untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas.
Selanjutnya metode berfikir Quantum Asset adalah mengembangkan ketiga asset tersebut, dimulai dari Asset Diri, Asset Jejaring yang berakibat pada pertumbuhan Asset Ekonomi. Metode Quantum Asset mengajak kita untuk mengubah paradigma kita bahwa Asset Ekonomi tidak lagi menjadi tujuan utama, tetapi Asset Ekonomi menjadi akibat yang secara otomatis mengikuti ketika kita dengan setia mengembangkan Asset Diri dan Asset Jejaring secara konsisten dan terus menerus dalam perjalanan sukses kita.









Secara sederhana, metode tesebut dapat kita gambarkan sebagai berikut:


Metode yang ditawarkan dalam Quantum Asset berbeda dengan paradigma umum selama ini. Jikalau cara pandang umum selama ini khususnya dalam dunia usaha, maka pertumbuhan ekonomi finansial menjadi tujuan utama, yang mendasari setiap langkah dan strategi bisnis. Maka sekarang tidaklah demikian. Dengan metode Quantum Asset menjadi berubah. Tujuan utama bukan lagi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi justru pertumbuhan Asset Diri dan Asset Jejaring menjadi fokus utama yang dengan demikian nantinya akan berakibat pada pertumbuhan ekonomi.
Metode Quantum Asset mengandalkan bahwa kita percaya dan yakin bahwa ketika kita sungguh-sungguh secara konsisten menumbuhkan Asset Diri kita dan sekaligus Asset jejaring kita maka mudah dengan sendirinya (otomatis) Asset Ekonomi akan bertumbuh. Implikasi dari cara pandang dan metode QA tersebut adalah bahwa fokus kita pada pertumbuhan Asset Diri yang berarti pemberdayaan diri, memaksimalkan potensialitas diri kita, menegaskan jati diri dan siapakah kita, memperjelas posisi diri dan kemana kita akan pergi, dan memperteguh apa pilihan-pilihan etis kita yang terus menerus kita lakukan hingga menjadi kebiasaan. Mengembangkan Asset Diri bisa juga dikatakan sebagai proses sekaligus tujuan pada dirinya.
Mengembangkan Asset Jejaring adalah orientasi dasar dalam setiap langkah dan strategi usaha kita. Dalam konteks bisnis maka Asset Jejaring adalah mereka yang senantiasa kita layani. Mereka itu biasa kita sebut sebagai pelanggan-pelanggan pengguna produk, baik barang maupun jasa kita. Pemahaman ini membawa kita pada implikasi baru tentang tujuan bisnis. Tujuan bisnis kita adalah membantu orang lain. Asset Jejaring menyelesaikan masalahnya atau membantu orang lain mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Perjalanan Sukses Transformatif
Seperti pada awal disampaikan bahwa di saat seseorang memasuki area bisnis, maka kata sukses menjadi sering baik didengar maupun diafirmasikan. Sekarang dengan cara pandang baru tentang bisnis maupun asset-asset yang kita miliki, bagaimana kita memandang kesuksesan kita?
            Pertama-tama sukses hendaklah kita lihat bukan sebagai tujuan akhir. Sukses pertama-tama kita lihat sebagai sebuah perjalanan. Jika kita memandang sukses menjadi tujuan akhir maka hampir dipastikan kita menjawab belum sukses ketika ditanya apakah kita sudah sukses. Banyak diantara kita akan menjawab “belum sukses”. Itu berarti sukses adalah perkara inti. Sukses adalah sesuatu yang terjadi kelak. Maka sekarang tidak atau belum. Jika ini yang kita pahami dan afirmasikan dalam pikiran dan hati kita, maka kita sedang menumpuk syarat-syarat untuk dikatakan sukses. Apakah itu syarat berupa jumlah tabungan yang kita miliki, apakah itu syarat rumah yang kita miliki, dan berbagai parameter lainnya. Ada akibat yang kontra produktif jika memilih cara pandang ini, yaitu sulitnya kita bersyukur hari ini.
            Metode QA menawarkan peta perjalanan baru serta paradigma sukses yang memungkinkan kita dapat bersyukur setiap saat. Dengan metode QA kita memandang sukses sebagai perjalanan dan kita dapat mengatakan sukses setiap waktu ketika kita berada dalam jalur pengembangan Asset Diri, Asset Jejaring, dan berkeyakinan atas pertumbuhan ekonomi yang secara otomatis mengikuti. Selanjutnya metode QA mengafirmasikan sukses sebagai keseimbangan pertumbuhan dalam 6 area penting kehidupan, yaitu Finansial, Keluarga, Sosial, Mental, Spiritual, dan Fisik/Kesehatan.
Keluarga
Finansial
Fisik/Kesehatan
Mental
Sipitual
Sosial
Garis Pertumbuhan (Lpt)
Gambar Pertumbuhan 6 area kehidupan yang Berimbang/Ideal > LPt sama besar
Keluarga = LPt Finansial = LPt Sosial = LPt Mental = LPt Spiriual = LPt Fisik/Kesehatan
 














Langkah-Langkah Praktis dalam Quantum Asset
Pilihan profesi apapun termasuk menjadi seorang wirausaha adalah jalan pilihan Anda yang berpotensi sukses. Kita tidak hanya ingin sukses sebagai sebuah pencapaian. Kita ingin hidup kita menjadi lebih berkualitas, lebih bernilai, dan menjadi kontributor bagi dihadirkannya kebaikan dan restorasi bagi planet Bumi dimana kita berpijak. Kita dapat memiliki berbagai kecukupan dalam hidup tanpa harus menjadi egois, bahkan justru kita dapat memiliki apa yang kita inginkan kalau saja kita mau lebih banyak membantu orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jadi ingin ditegaskan bahwa QA mengajak kita untuk berfokus pada 2 hal yang menjadi satu kesatuan fokus, yaitu pengambangan Asset Diri dan pengembangan Asset Jejaring melalui pelayanan kepada orang lain.
Adapun langkah-langkah praktisnya adalah sebagai berikut:
1.      Pengembangan Asset Diri
a.       Jati Diri, kenali lebih dalam dan lebih jelas siapa diri Anda. Tulis deskripsi tentang Diri Anda.
b.      Potensi Diri, eksplorasi terus kemampuan-kemampuan eksklusif Anda, ekunggulan-keunggulan yang membawa Andapad puncak percaya diri. Setiap orang mempunyai keunikan diri yang khas yang mutlak berguna dalam melayani orang lain kelak.
c.       Visi dan Misi Diri. Perjelas Anda sekarang ada dimana, berperan sebagai apa serta kemana Anda akan pergi, apa yang ingin Anda wujudkan dalam 10-20 tahun yang akan datang, lukiskan cita-cita Anda, dan lihatlah sesering mungkin.
d.      Konsistensi. Gabungkan potensi diri dengan konsistensi pengulangan belajar dan bertindak maka Anda akan semakin kompeten dengan pilihan profesi Anda. Lakukan terus atas apa pilihan terbaik Anda, terus berjalan dalam kondisi baik maupun jelek.
e.       Kesehatan diri. Lakukan secara konsisten untuk berpikir positif setiap saat, makan teratur dengan nutrisi yang lengkap dan berimbang, istirahat cukup, olah raga teratur 30 menit/hari minimal seminggu 3 X dan minum air putih sehat 2 liter sehari.
2.      Pengembangan Asset Jejaring
a.       Tulis semua daftar nama orang dalam phone-book Anda. Lengkapi dengan data alamat, profesi, tanggal lahir, keluarga, serta hobi mereka.
b.      Hubungi mereka minimal lewat telp/sms sebulan sekali. Jangan hanya menghubungi ketika kita memerlukan dia.
c.       Tambahkanlah setiap bulan minimal 2 orang baru (kenalan baru).
d.      Jika Anda telah memiliki Asset Jejaring dalam kategori pelanggan, maka kunjungi pelanggan Anda atau orang yang memakai jasa Anda secara teratur mungkin 2 minggu sekali

Buku : Quantum Asset – FX. Harry Cahya
<data: post.body/>

Comments

Popular posts from this blog

Geography Teacher

Geography Teacher In Practicing Geography Lesson Learning to Foster Love Attitude of the Homeland and Care for the Environment <data: post.body /> a. Growing Love Attitude of the Fatherland Love the homeland can be grown developed in the learning of geography through the role of a teacher that is in the following way: • Teachers can show areas that belong to the country of Indonesia either through maps, globe or satellite imagery so that students will know which areas are included in our country (NKRI) so that if there is a secret seizure of the region eg shifting the country border benchmarks, then we will be able to find out. This shows in addition to the role of geography as a giver of regional knowledge of the country also contribute in maintaining the territorial integrity of the Unitary State of the Republic of Indonesia. • Teachers can show the distribution of natural resources in Indonesia, then the teacher asks the students about how to cultivate the potential ...

Influence Climate change on the environment

<data: post.body />    Climate change is the change of temperature, air pressure, wind, rainfall, and humidity as a result of global warming. Due to the greenhouse gas effect, the greenhouse gases will continue long-wave radiation that is hot, so the surface temperature of the earth will rise and become hotter where the rate of increase of heat is directly proportional to the rate of change of greenhouse gas concentration. with the rate of change in greenhouse gas concentrations.       If there is a rise in global average temperature of 1.5-2.5oC, the possibility of extinction will occur 20-30 species of flora and fauna. The level of ocean acidity will increase with increasing CO2 in the atmosphere. This will have a negative impact on marine organisms such as coral reefs and organisms that depend on coral reefs. Coastal areas will be increasingly vulnerable to coastal erosion and sea level rise will occur. The average flow of river water...

Meaningful Learning Process

<data: post.body /> <script data-ad-client="ca-pub-2283241520599098" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>     Meaningful learning is a learning process whereby new information is linked to the structures of understanding that a person already in the process of learning is having. Learning takes place when students try to connect new phenomena into their knowledge structures. That is, the lesson material must match the student's abilities and must be relevant to the cognitive structure of the student. Therefore, the lesson should be related to the concepts that students already have, so that the new concepts are completely absorbed by it. Thus, students' emotional intellectual factors are involved in learning activities.      Meaningful learning is a fun lesson that will have the advantage of reaping all the information intact so that the final consequence improves the student's ...