<data: post.body/>
Sejarah Penerbangan di Indonesia
Penerbangan di Indonesia dirintis oleh pesawat Seulawah
jenis DC-3 Dakota, sumbangan rakyat Aceh pada 1949. Pesawat inilah yang menjadi
cikal bakal maskapai penerbangan milik negara, Garuda Indonesia, dan menjadi
pesawat terbang penumpang pertama yang mengudara di langit Nusantara, dengan
nomor penerbangan RI-001. Uniknya penerbangan pertama mereka bukan di wilayah
Indonesia, melainkan dari Kalkuta, India menuju Rangoon, Birma, pada Januari
1949. Pada waktu itu, sejumlah tokoh Indonesia membangun perusahaan carter
dengan nama Indonesian Airways, yang selama sekitar setahun disewa oleh
Pemerintah Birma.
Namun sesungguhnya,
penerbangan niaga Indonesia sudah ada sejak zaman Belanda, tepatnya pada 1928.
Koninklijke Nederlandsch Indische Luchtvaart Maatshappij (KNILM)-anak
perusahaan KLM Belanda- mengoperasikan beberapa pesawat dengan rute Jakarta ke
Bandung dan Semarang. Mereka sempat menjelajahi wilayah Hindia Belanda selama
kurun waktu 10 tahun menggunakan pesawat tipe Fokker 8, 12, DC-2 dan DH-89 (de
Haviland) kota-kota yang disinggahipun semakin luas yaitu Surabaya, Makasar,
Denpasar, Palembang, Balikpapan, Tarakan bahkan sampai Singapura. Sayang,
akibat Perang dunia II maskapai itu berhenti beroperasi di Hindia Belanda dan
pindah ke Australia.
Berdirinya
Garuda Indonesia. Garuda
Indonesia memulai aktivitas seiring dengan perkembangan sejarah penerbangan
negeri ini, yaitu pada tanggal 26 Januari 1949, meskipun penerbangan ini baru
resmi dimiliki pemerintah pada Maret 1950. Pada awalnya Garuda Indonesia
mendapatkan bantuan pesawat dari KLM Royal Dutch Airlane, dengan dua pesawat
Catalina Flying dan DC-3 Dakotas. Garuda kemudian menyewa pesawat Covair 240
dan 340, serta Lockheed Electra.
Pada 1956, Garuda Indonesia sudah mampu menerbangkan
jamaah haji. Setelah itu, perkembangan semakin pesat,terutama pada tahun
1960-an. Sejumlah rute panjang telah ditempuh Garuda, seperti ke Hongkong, dan
Amsterdam. Garudapun terus menambah armada barunya, antara lain DC-9 dan F28
serta Boeing 737.
Kini, sudah lebih dari setengah abad setelah
berdiri, Garuda telah memiliki pesawat-pesawat terbaru keluaran Airbus. Untuk
ukuran Indonesia, Garudalah satu-satunya maskapai penerbangan yang memiliki
sendiri armada-armada barunya, punya pusat perawatan khusus dan peralatan
pelengkap lainnya. Dengan membawa bendera Bangsa Garuda Indonesia sempat
menyaingi maskapai penerbangan asing. Namun saying, dalam beberapa tahun terakhir
Garuda selalu diterpa masalah dan kerugian.
Munculnya
maskapai penerbangan swasta. Setelah berjalan
sendiri terbang di angkasa Indonesia, selama lebih kurang 20 tahun, mulai tahun
1970-an lahirlah maskapai Merpati Nusantara Airline. Maskapai ini juga dimiliki
oleh Negara dengan tujuan untuk menjangkau daerah-daerah yang tidak dijangkau
oleh Garuda. Hadirnya Merpati membuat Garuda makin terfokus pada
penerbangan-penerbangan Internasional saja, sedangkan Merpati melayani
penerbangan domestik jarak pendek.
Indutri penerbangan Indonesia berubah drastis saat
pemerintah mengubah kebijakan pada 1999. Wilayah udara Indonesia tidak hanya
dilaui dua maskapai milik Negara dan maskapai swasta secara terbatas.
Pemerintah memberikan kesempatan untuk para investor untuk membuat maskapai
penerbangan swasta sendiri. Sejak saat itulah, muncullah puluhan maskapai
penerbangan swasta di Indonesia.
Persaingan
ketat, banyak yang rontok. Sebagai akibat dari booming
penerbangan, sejumlah maskapai harus mengerahkan seluruh tenaga untuk dapat
bersaing. Mau tidak mau, perang tarif menjadi salah satu cara ampuh untuk
menggaet penumpang. Tidak jarang maskapai penerbangan menerapkan tarif yang
tidak masuk akal. Aneh tetapi nyata ? bagaimana mungkin ongkos naik pesawat
dari Jakarta ke Kuala Lumpur hanya Rp49.900,00 ? Namun, itulah salah satu strategi
yang dikembangkan maskapai penerbangan untuk menggaet penumpang.
Akhirnya beberapa maskapai pun tumbang satu per
satu. Hukum alam tetap berlaku, karena meskipun jumlah penumpang terus melonjak
tapi hanya beberapa maskapai saja yang berhasil tetap eksis. Perusahaan lainnya
tidak, dalam jangka waktu 10 tahun banyak maskapai yang tumbang.
Keselamatan
dipertanyakan. Dengan makin ketatnya persaingan
muncullah ekses negative, yaitu keraguan konsumen terhadap keselamatan
penerbangan Indonesia. Sejumlah kecelakaan yang kini terjadi semakin membuat
para penumpang makin bertanya-tanya. Maskapai mana yang aman ? bahkan bagi
orang yang percaya bahwa umur, jodoh, rejeki dan kematian itu ada di tangan Tuhan
YME, tetap saja keselamatan di udara harus menjadi jaminan setiap maskapai
penerbangan
Keraguan kian menjadi-jadi ketika Departemen
Perhubungan mengeluarkan daftar atau peringkat keselamatan penerbangan. Daftar
itu, sungguh membuat miris penumpang, karena tidak ada satu maskapai pun yang
masuk kategori aman murni, Garuda sekalipun. Daftar itu menakutkan tetapi tidak
mengejutkan, karena fakta di lapangan memang demikian. Hingga sekarang pada
tahun 2010.
Prosedur
Keamanan Penumpang Pesawat Garuda Indonesia
a.
Tips
sebelum terbang
-
Pesanlah tiket jauh-jauh hari.
-
Pilihlah penerbangan non-stop, sehingga
tidak perlu transit dan pindah pesawat. Data kecelakaan pesawat menyebutkan 80
% kecelakaan pesawat terjadi saat lepas landas dan pelandasan.
-
Pilih jenis pesawat yang lebih baru dan
dengan kapasitas penumpang yang besar.
b.
Tips
selama penerbangan
-
Cek kondisi pesawat apakah terawat atau
tidak.
-
Jangan lupa untuk selalu berdoa.
-
Ketahuilah dengan pasti tempat duduk
anda.
-
Jangan pernah mengabaikan arahan
keselamatan dari kru kabin.
-
Bacalah petunjuk keamanan di dalam
pesawat.
-
Selama penerbangan, ikuti setiap
perintah kru kabin.
-
Ketika mendapatkan makanan dan minuman
biarkan kru kabin yang melayani anda.
-
Nikmati saja semua sajian yang diberikan
maskapai anda.
-
Jangan ragu untuk meminta bantuan pada
kru kabin.
-
Pergilah ke toilet jika tanda peringatan
sabuk pengaman berwarna hijau.
-
Jika terpaksa duduk terus maka gerakkan
tangan anda.
-
Banyaklah minum air putih, dan hindari
minuman alkohol.
-
Jika terbang terlalu lama, udara di dalam
pesawat dapat mengeringkan kulit anda, tidak ada salahnya anda membawa krim
pelembab.
c.
Tips
saat sampai di tujuan.
-
Cek kembali barang bawaan anda, jangan
ada yang tertinggal.
-
Berhati-hatilah saat menuruni pesawat.
-
Jangan lupa mengambil koper anda dan
mengeceknya.
<data:
post.body/>
Comments